Selamat datang di blok pertanian semoga bermanfaat buat petani...

Salam Pertanian
Petani Sejahtera Bangsa Berjaya

Senin, 03 Januari 2011

Penyakit Tanaman Tomat

Tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apabila tumbuhan tersebut dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetic terbaik yang dimilikinya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup pembelahan, diferensiasi dan perkembangan sel yang normal, penyerapan air dan mineral dari tanah dan mentranslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan; fotosintesis dan translokasi hasil-hasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan penyimpanannya, metabolisme senyawa-senyawa yang disintesis; reproduksi dan penyimpanan persediaan makanan untuk reproduksi.
Pertumbuhan dan hasil tumbuhan bergantung pada ketersediaan hara dan air di dalam tanah tempat tumbuhan tersebut tumbuh, dan pada pemeliharaan dalam kisaran faktor-faktor lingkungan tertentu, seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Sesuatu yang mempengaruhi kesehatan tumbuhan berkemungkinan besar juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksinya, dan akan dapat menurunkan kegunaannya bagi manusia. Patogen tumbuhan, cuaca yang tidak menguntungkan, gulma dan serangga hama adalah penyebab yang sangat umum dalam menurunkan pertumbuhan dan produksi tumbuhan.
Apabila tumbuhan diganggu oleh patogen atau oleh keadaan lingkungan tertentu dan salah satu atau lebih dari fungsi tersebut terganggu sehingga terjadi penyimpangan dari keadaan normal, maka tumbuhan menjadi sakit. Penyebab utama penyakit baik berupa organisme hidup patogenik (parasit) maupun faktor lingkungan fisik (fisiopath). Adapun mekanisme penyakit tersebut dihasilkan akan sangat bervariasi yang tergantung pada agensia penyebabnya dan kadang-kadang juga bervariasi dengan jenis tumbuhannya. Pada mulanya tumbuhan bereaksi terhadap agensia penyebab penyakit pada bagian terserang. Reaksi tersebut dapat berupa reaksi biokimia alami, yang tidak dapat dilihat. Akan tetapi reaksinya dengan cepat menyebar dan terjadinya perubahan-perubahan pada jaringan yang dengan sendirinya menjelma menjadi makroskopik dan membentuk gejala penyakit.
Berbagai macam penyakit yang dapat menular, yaitu bakteri, jamur, virus, mikoplasma, dan tanaman tingkat tinggi. Kekhasan penyakit yang menular adalah terjadinya interaksi yang terus-menerus oleh faktor-faktor biotik (hidup) atau oleh faktor-faktor abiotik (fisik atau kimia).
Pada tanaman tomat terdapat berbagai macam penyakit yang biasa menjangkit. Penyakit yang umumnya menjangkit tomat antara lain :
√ Busuk Daun
Busuk daun disebabkan Phytophtora infestans, menyebabkan daun dan buah menjadi bernoda-noda hitam seperti cacar dan akhirnya menjadi kering atau busuk. Pengendaliannya dengan pemilihan waktu tanam yang tepat dan pemakaian fungisida dengan bahan aktif Mankozeb 0,25 0,3% dan Kaptafol
√ Penyakit Layu
Disebabkan oleh Fusarium oxyporium, menyerang tanaman dengan gejala tulang daun menjadi pucat, tangkai daun merunduk, layu dan tumbuh merana kemudian mati. Cara pengendaliannya dengan sterilisasi tanah persemaian dan menanam varietas yang resisten.
√ Penyakit Layu Bakteri
Disebabkan bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejalanya daun muda menjadi layu atau daun tua menjadi kuning. Gejala lebih lanjut apabila batang dipotong akan keluar cairan berwarna putih susu seperti lendir dari berkas pembuluh, sehingga penyakit ini juga disebut penyakit lendir. Pengendaliannya dengan cara pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang bakteri dan menanam varietas yang resisten.
√ Penyakit Rebah Batang
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytium yang menyerang batang muda. Gejala yang nampak mulai dari daerah perakaran dan berwarna coklat gelap dan terus menyerang batang muda sehingga tanaman rebah dan akhirnya mati. Penyakit ini sering menyerang persemaian sampai awal pindah tanam. Adapun pencegahannya adalah dengan menggunakan benih unggul berkualitas dan menggunakan bahan kimia yang tepat misalnya Saromyl 35SD yang diaplikasikan dengan cara perlakuan benih atau disemprotkan saat tanaman masih berada di persemaian. Drainase yang benar serta hindari dari penggenangan pada tanaman muda merupakan pencegahan yang baik.
√ Penyakit Blight atau Bercak Daun.
Penyakit ini disebabkan oleh serangan jamur Altenaria solani. Gejalanya kelihatan pada daun, batang dan buah tomat nampak bercak kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi gelap dan hitam. Bercak berbentuk membulat dan terdapat lingkaran konsentris. Tanaman yang terserang akan terhambat pertumbuhannya dan pada serangan lebat, tanaman akan mati. Anjuran agar memilih varietas yang toleran/tahan dan sanitasi lingkungan tanaman yang baik.Selain itu, untuk mengendalikan terjadinya penyakit tersebut dapat menggunakan fungisida protektan maupun sistematis untuk melindungi tanaman misalnya Kocide 54WDG dan Starmyl 25WP.
√ Penyakit Busuk Batang Didymella sp.
Penyakit ini disebabkan jamur Didymella lycopersici umumnya menyerang tomat dan tanaman sefamili seperti cabai, terong dan kentang. Serangannya bisa menyeluruh pada bagian tanaman baik daun maupun batang. Batang yang terserang akan ditumbuhi jamur yang berwarna hitam. Daun di bawah batang yang terserang berwarna kuning dan tanaman nampak layu dan akhirnya mati. Pencegahan dengan menggunakan benih yang bebas patogen dan kebersihan lahan dari bekas tanaman yang terserang. Rotasi tanaman dapat juga memperkecil serangan penyakit. penggunaan fungisida yang efektif sangat dianjurkan misalnya Kocide 54WDG
Dalam praktikum yang telah dilakukan, pada tanaman tomat sampel yang diamati ditemukan 2 macam penyakit yang menjangkit. Penyakit tersebut yaitu :
1. Penyakit Blight atau Bercak Daun.
Penyakit ini disebabkan oleh serangan jamur Altenaria solani. Gejalanya kelihatan pada daun, batang dan buah tomat nampak bercak kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi gelap dan hitam. Bercak berbentuk membulat dan terdapat lingkaran konsentris. Tanaman yang terserang akan terhambat pertumbuhannya dan pada serangan lebat, tanaman akan mati.
Penyakit Blight atau Bercak Daun merupakan penyakit yang menginfeksi daun. Karenanya, penyakit ini dapat mengganggu kelancaran proses fotosintesis pada tanaman yang dijangkit. Penyakit Blight atau Bercak Daun memiliki gejala nekrosis, yaitu organ daun, cabang, ranting dan bunga menjadi coklat dengan sangat cepat dan menyeluruh yang dapat menyebabkan kematian.
Pada grafik intensitas penyakit pada tanaman tomat dapat diketahui bahwa penyakit Blight / bercak daun pada sampel tanaman tomat yang diamati memiliki intensitas yang konstan sejak awal munculnya penyakit. Pada tanaman tomat sampel penyakit Blight hanya menjangkit satu sampel. Laju infeksi penyakit Blight / bercak daun pada tanaman tomat sampel sebesar 1,419.10-3 pada interval minggu ke empat hingga minggu ke lima. Minggu selanjutnya hingga minggu ke tujuh laju infeksi pada tanaman tomat sampel sebesar 0, hal ini diakibatkan intensitas penyakit yang menyerang konstan. Pada minggu terakhir pengamatan laju infeksi penyakit Blight pada tanaman tomat sebesar 1,406.10-3. Insiden penyakit Blight / bercak daun pada tanaman tomat juga konstan sejak awal terjangkit yaitu pada minggu ke lima. Hanya terdapat satu tanaman sampel yang terjangkit penyakit Blight / bercak daun.
Anjuran agar memilih varietas yang toleran/tahan dan sanitasi lingkungan tanaman yang baik. Selain itu, untuk mengendalikan terjadinya penyakit tersebut dapat menggunakan fungisida protektan maupun sistematis untuk melindungi tanaman misalnya Kocide 54WDG dan Starmyl 25WP.
2. Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV)
Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) atau virus kuning-keriting pada daun tanaman tomat merupakan salah satu anggota dari Virus yang tergolong dalam Suku Geminiviridae, Marga Begomovirus. Serangan TYLCV pada tanaman tomat dapat menyebabkan daun tanaman menggulung, mengeras, bertekstur kasar dan lebih tebal dibanding tanaman normal. Daun tanaman yang terserang juga akan mengalami klorosis (yellowing) dan mengkerut/keriting (curly).
Gangguan tersebut hanya dapat terjadi pada daun baru yang terbentuk setelah tanaman terinfeksi, sedangkan daun tua tetap dan tidak mengalami penyusutan. Hal ini yang menyebabkan tanaman tampak ganjil karena daun pada bagian bawah tanaman tampak lebih lebat jika dibandingkan daun yang berada pada bagian atas. Tanaman rentan yang terserang pada fase perkembangan generatif dapat menyebabkan tanaman kerdil (stunting), jika serangan berlangsung hingga fase generatif maka buah yang dihasilkan akan berukuran kecil.
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh data bahwa intensitas penyakit pada tanaman tomat yang terjangkit penyakit TYLCV sebesar 3% pada minggu ke lima. Intensitas penyakit TYLCV meningkat pada minggu selanjutnya menjadi 4 %, pada minggu ke-7 mengalami peningkatan kembali hingga menjadi 8%. Pada minggu terakhir pengamatan intensitas penyakit TYLCV pada tomat konstan di 8%. Laju infeksi penyakit TYLCV pada interfal minggu ke empat dan lima sebesar 4,337.10-3, pada interfal minggu ke lima dan enam sebesar 1,511.10-3, pada interfal minggu ke enam dan tujuh sebesar 1,511.10-3 dan pada minggu terakhir pengamatan sebesar 0 karena tidak mengalami peningkatan intensitas penyakit. Insiden penyakit TYLCV pada tanaman tomat sampel mengalami peningkatan tiap minggunya. Pada minggu ke-5 insiden penyakit sebesar 20%, meningkat hingga 30% pada minggu ke-6 dan 40% pada minggu ke-7 dan 8.
TYLCV tidak menular melalui tanah, terbawa benih dan tidak ditularkan secara mekanik. Virus ini dapat menular dari tanaman satu ke tanaman yang lain karena keberadaan serangga vektor kutu kebul (Bemisi tabaci). Selain berperan sebagai serangga vektor, kutu kebul juga berperan sebagai hama. Serangga vektor kutu kebul (whiteflies) mendapatkan virus pada saat serangga tersebut makan dengan cara menusuk sel tanaman dan menghisap sap dari tanaman sakit menggunakan alat mulut yang berupa stilet. Virus yang telah terbawa oleh serangga akan bertahan di dalam tubuh serangga selama hidupnya namun tidak diturunkan pada generasi berikutnya. Serangga yang telah membawa virus (virulivirus) akan menyebarkan virus yang dibawanya pada saat proses makan pada tanaman lain. Jika kejadian ini berlangsung dalam waktu yang lama maka di dalam kurun waktu itu pula tanaman banyak yang terinfeksi oleh virus. Namun demikian, hanya serangga dewasa saja yang bisa menularkan virus, Walaupun pada saat nimfa serangga juga sudah mengandung virus.
Kutu kebul dapat mengandung virus dengan makan pada tanaman yang terinfeksi dalam jangka waktu 15 menit dan dapat menularkannya pada tanaman sehat dalam waktu 15 hingga 30 menit dengan cara yang sama. Penularan dan penampakan gejala dipengaruhi oleh waktu dan jumlah serangga pada tanaman. Gejala akan lebih cepat nampak dan berat jika kutu kebul pada tanaman semakin lama makan dan semakin banyak jumlahnya. Walaupun efisiensi penularan virus oleh masing-masing serangga kecil, namun kelimpahan populasi dan pergerakan serangga di dalam dan di antara tanaman akan dapat menyebarkan virus sehingga tanaman dapat terserang berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang membuat petani untuk menggunkan pestisida untuk mengendalikan hama.