Selamat datang di blok pertanian semoga bermanfaat buat petani...

Salam Pertanian
Petani Sejahtera Bangsa Berjaya

Senin, 03 Januari 2011

HIDROPONIK SISTEM RAKIT APUNG

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Bayam merah, bawang dan kangkung merupakan sayuran daun hijau yang paling digemari masyarakat Indonesia. Produksi bayam merah, bawang dan kangkung perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, salah satunya dengan cara hidroponik. Hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Jenis media tumbuh, volume larutan nutrisi, dan variasi nilai EC (electrical conductivity) merupakan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam hidroponik
System rakit apung merupakan suatu budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan/menancapkan tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung diatas permukaaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung sehingga akar tanaman terendam dalam larutan nutrisi.
Pada sistem ini larutan nutrisi disirkulasikan dengan cara larutan nutrisi dialirkan melalui selang yang disambungkan pada system NFT sehingga sirkulasi udara tetap terjaga dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena dalam jangka yang cukup lama akan terjadi pengkristalan dan pengendapan pupuk cair dalam dasar kolam yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Pada dasarnya sistem ini mempunyai beberapa karakteristik seperti terisolasinya lingkungan perakaran yang mengakibatkan fluktuasi suhu larutan nutrisi lebih rendah, dapat digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya terbatas karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu tergantung pada energi listrik (mungkin hanya untuk mengalirkan larutan nutrisi dan pengadukan larutan nutrisi saja).
2. Tujuan
Mahasiswa dapat menegtahui dan memahami system hidroponik rakit apung dalam budidaya tanaman sayuran.
B. Tinjauan Pustaka
Pengukuran EC (Electrical Conductivity) biasanya dan sejak lama digunakan untuk menjelaskan konsentrasi dari garam yang terlarut. Penjelasan ini penting untuk menentukan takaran pupuk yang mungkin saja mengandung garam yang akan diaplikasikan pada tanaman. Penggunaan rumus EC ini berdasarkan hukum Ohm, yaitu I=E/R dengan satuan mhos atau 1/ohm (Wilde et al., 1979).
Unsur hara yang diserap tanaman dari dalam tanah terdiri dari 13 unsur mineral yang sering disebut unsure hara esensial. Unsur hara ini sangat dibutuhkan tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Jika jumlahnya kurang mencukupi, terlalu lambat tersedia, tidak diimbangi oleh unsur - unsur lain akan menyebabkan pertumbuhan tanaman yang terganggu (Novizan, 2002).
Pada sistem kultur hidroponik pemberian nutrisi merupakan hal yang utama karena media yang digunakan tidak meyediakan unsur hara. Media hanya berfungsi sebagai sebagai penegak tanaman atau tempat akar mengikat dan mengalirkan larutan nutrisi. Pupuk merupakan sumber nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Nutrisi didefinisikan sebagai bahan yang mensuplai tanaman dalam bentuk energi atau mineral elemen penting (Sumiati,2000).
Formula nutrien mesti dibetulkan dengan kerapnya semasa pertumbuhan tanaman, kefahaman tentang manipulasi dan pengiraan formula sangatlah perlu. Banyak yang menyatakan formulasi optimum untuk tanaman tertentu, tetapi biasanya kenyataan ini tidak disokong oleh bukti yang jelas karena formulasi optimum bergantung kepada banyak faktor yang lain yang tidak dapat dikawal. Formulasi optimum bergantung kepada faktor-faktor seperti berikut : spesies tanaman, bagian tanaaman yang menjadi hasil, panjang penyinaran, cuaca, suhu, penyinaran cahaya matahari (Resh, 1991).
Dalam kaedah hidroponik, keseluruhan keperluan nutrisi tanaman diberikan pada akar tanaman dalam bentuk larutan. Sebenarnya tanaman boleh hidup tanpa tanah. Akar tanamanan mengambil zat makanan atu nutrient yang tersembunyi di dalam tanah. Tanaman bisa hidup tanpa tanah asalkan kebutuhan nutrient yang diperlukan terpenuhi (Anonim, 2010).
C. Metode Praktikum
1. Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum hidrponik rakit apung dilaksanakan pada tanggal 10 November 2010 di Rumah kaca B Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Kolam nutrisi
b. Nutrisi (AB Mix)
c. Bibit tanaman kangkung, bayam merah, daun bawang.
3. Cara Kerja
Satu sterofoam untuk 3 kelompok mahasiswa. Tiap kelompok dengan kedalaman nutrisi sama.
a) Menyaiapkan bibit tanaman sayuran
b) Menanam bibit pada lubang tanam
c) Memelihara tanaman.
d) Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan.









D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Denah Sampel Tanaman Daun Bawang
O O X O O
O O X V3 O
O V2 X O O
O O X O V4
V1 O X O O
Keterangan = V (Sampel)
B

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Rakit Apung
Minggu Ke- No. Sampel Jumlah Daun Tinggi (cm)
1 (13/10. 10) 1 - 6
2 - 6,5
3 - 5
4 - 3,5
2 (20/10. 10) 1 - 13,5
2 - 17,5
3 - 8
4 - 15
3 (27/10. 10) 1 1 19,8
2 - Mati
3 - 8,5
4 1 2,4
4 (3/11. 10) 1 2 20,5
2 - -
3 2 10
4 2 24
5 (10/11. 10). 1 3 33
2 Mati Mati
3 Mati Mati
4 Mati Mati
Sumber : Laporan Sementara









Tabel 1.2 Hasil Data Rekapan Tinggi Tanaman Rakit Apung
MST Tinggi Tanaman
Kangkung Bayam Kailan Daun Bawang
(9) 2(12) 3(1) 4(8) 1(11) 2 3 1(6) 2(8) 3 1(3) 2
0 0 7,5 1,7 8,28 5,12 6,42 3,97 2,35 3,2 0 0 0
1 5,58 9,75 4,75 12,2 5,87 11,22 5,2 3,70 3,8 5,92 5,57 5,25
2 8,62 19,75 34,5 11,3 6,66 15,45 4,35 4,65 4,37 5,32 14,2 13,5
3 20,12 52 49 11,45 6,75 20,87 3,37 5,73 5,62 5,55 14,51 17,43
4 53,77 92,5 54,25 13 7 26,87 3
6,49 6,87 6,87 9,1 20,9 18,17
5 135,5 - 61,75 - - - 4,12 6,74 - 7,62 27,43 33
∑ 223,5 181,5 171,65 56,25 31,14 80,85 20,05 24,7 23,9 33,5 32,6 87,35
X 44,7 36,6 11,25 6,28 16,17 4,01 4,94 4,78 6,71 16,52 17,47
X total 31,645 8,82 5,47 16,99
Sumber : Data Rekapan

Tabel 1.3 Hasil Data Rekapan Jumlah Daun Tanaman Rakit Apung
MST Tinggi Tanaman
Kangkung Bayam Kailan Daun Bawang
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2
0 0 3 0 2 3 5,75 6,75 5,75 8 0 0 0
1 2,75 4,25 5 8,5 9 6,5 5 7,75 9 10 1 0
2 4 5,25 18,75 11,5 15 6,75 7 4,25 10 8 1 0
3 25 10,5 32,67 29 23 5 6 5,5 11 11 1 1
4 79,25 11,25 82,5 38,7 18 7 - 6,1 17 6,87 17 2 2
5 80,25 - - 85,5 - 8,5 - - - - 3 3
∑ 191,25 34,25 173,65 146,05 69 39,5 24,75 29,35 55 52 8 6
X 38,25 6,05 34,73 29,31 13,6 7,9 4,95 5,87 11 10,4 1,6 1,5
X total 27,26 8,81 9,09 1,55
Sumber : Data Rekapan

Tabel 1.4 Hasil Data Rekapan Panjang Akar Tanaman Rakit Apung
MST Tinggi Tanaman
Kangkung Bayam Kailan Daun Bawang
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2
5 36,77 10,55 34 22,8 15,13 5,37 3,5 2,4 11 6,5 8,8 6,6
∑ 104,12 24,005 19,9 15,4
X total 26,03 8 6,63 1,55
Sumber : Data Rekapan

Tabel 1.5 Hasil Data Rekapan Berat Brangkasan Tanaman Rakit Apung
MST Tinggi Tanaman
Kangkung Bayam Kailan Daun Bawang
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2
5 348,46 18,11 203.5 84,45 30,3 3,4 13,58 22,4 15,57 13,01 6 6,3
∑ 654,52 47,28 30,98 12,3
X total 163,63 15,76 10,32 6,15
Sumber : Data Rekapan

Pengukuran pH = 4,5
EC = 1,84

2. Pembahasan
Floating hidroponik sistem (FHS) adalah salah satu cara budidaya tanaman dalam hidroponik yang cukup mudah untuk dilakukan, karena tidak memerlukan biaya yang banyak dan tidak perlu ketrampilan yang yang lebih. Dalam FHS tanaman hanya ditanam di atas larutan nutrisi yang tertampung dalam wadah, dan penanamannya menggunakan bantuan styrofoam. Tanaman ditanam pada lubang styrofoam, kemudian styrofoam diapungkan dalam larutan nutrisi. Dalam FHS larutan nutrisi merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman sehingga harus tepat dari segi jumlah, komposisi ion nutrisi, dan suhunya. Kualitas larutan nutrisi dapat diketahui dengan mengukur electrical conductivity (EC). Semakin tinggi konsentrasi larutan semakin tinggi arus listrik yang dihantarkan karena pekatnya kandungan garam dan akumulasi ion mempengaruhi kemampuan untuk menghantarkan listrik larutan nutrisi tersebut.
Pada hasil pengamatan minggu pertama sampel 1 tinggi 6, sampel 2 tinggi 6,5, sampel 3 tinggi 5, sampel 4 tinggi 3,5 belum tumbuh daun. Minggu kedua sampel 1 tinggi 13,5, sampel 2 tinggi 17,5, sampel 3 tinggi 8, sampel 4 tinggi 15. Juga belum tumbuh daun. Minggu ketiga sampel 1 tinggi 19,8, sampel 2 tinggi mati, sampel 3 tinggi 8,5, sampel 4 tinggi 24. Sampel 2 mati hal ini dikarenakan akarnya tidak menyentuh nutrisi sehingga tanaman menjadi kering. Tumbuh daun pada sampel 1 dan 4 sebanyak 1. Minggu keempat sampel 1 tinggi 20,5, sampel 2 tinggi mati, sampel 3 tinggi 10, sampel 4 tinggi 24. Jumlah daun pada sampel 1,3, ada 2. Pada sampel 4 kondisi daun busuk karena terjadi konsentrasi larutan menurun. Minggu kelima sampel 1 tinggi 33, sampel 2,3, dan 4 mati karena EC menurun sehingga penyerapan nutrisi kurang sehingga tanaman menjadi busuk. Pada praktikum rakit apung ini menggunakan daun bawang, untuk taksonominya
Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Asparagales

Famili: Alliaceae

Upafamili: Allioideae
Bangsa: Allieae
Genus: Allium

Spesies: A. sativum
Hidroponik system FHS mempunyai kekurangan yaitu tidak adanya udara yang tersirkulasi dengan baik sehingga tanaman kekurangan oksigen untuk proses pertumbuhannya. Namun pada praktikum kali ini, oksigen cukup tersedia karena adanya pompa dari sistem NFT yang digabung dengan sistem FHS ini. Dengan pompa tersebut memungkinkan nutrisi dalam wadah/bak FHS juga ikut berputar, dan oksigen menjadi bertambah jumlahnya.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Dalam FHS tanaman hanya ditanam di atas larutan nutrisi yang tertampung dalam wadah, dan penanamannya menggunakan bantuan styrofoam.
b. Dalam FHS larutan nutrisi merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman sehingga harus tepat dari segi jumlah, komposisi ion nutrisi, dan suhunya
c. Kualitas larutan nutrisi dapat diketahui dengan mengukur electrical conductivity (EC).
d. Semakin tinggi konsentrasi larutan semakin tinggi arus listrik yang dihantarkan karena pekatnya kandungan garam dan akumulasi ion mempengaruhi kemampuan untuk menghantarkan listrik larutan nutrisi tersebut.
e. Pada hasil pengamatan minggu pertama sampel 1 tinggi 6, sampel 2 tinggi 6,5, sampel 3 tinggi 5, sampel 4 tinggi 3,5 belum tumbuh daun. Minggu kedua sampel 1 tinggi 13,5, sampel 2 tinggi 17,5, sampel 3 tinggi 8, sampel 4 tinggi 15. Juga belum tumbuh daun. Minggu ketiga sampel 1 tinggi 19,8, sampel 2 tinggi mati, sampel 3 tinggi 8,5, sampel 4 tinggi 24.
2. Saran
Semoga Praktikum yang akan datang lebih baik. Sebaiknya mahasiswa prakrikum dari awal sehingga tahu lebih dalam bukan cuma menanam

1 komentar:

Apa yang membuat petani untuk menggunkan pestisida untuk mengendalikan hama.