Selamat datang di blok pertanian semoga bermanfaat buat petani...

Salam Pertanian
Petani Sejahtera Bangsa Berjaya

Kamis, 27 Oktober 2011

Bioteknologi Tanaman Agrotuel TEBU

A. Pendahuluan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Pertanian secara tradisional merupakan bidang usaha yang bertujuan untuk menghasilkan kebutuhan hidup seperti makanan, serat, makanan ternak dan bahan – bahan baku untuk industri. Bidang usaha ini berciri utama penggunaan sumber daya alami seperti tumbuhan, tanah, air, faktor lingkungan dan dipadukan dengan penggunaan tenaga manusia dan ternak. Hal ini sedikit demi sedikit berubah ke arah bentuk usaha pertanian yang mempunyai ciri – ciri seperti pada bidang usaha industri. Perubahan terjadi berkat semakin banyaknya produk – produk ilmu dan teknologi yang masuk ke dalam bidang usaha pertanian dan memberikan pengaruh pada sistim produksi bahan makanan dan pertanian di seluruh dunia.
Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini produksi hasil pertanian telah meningkat secara luar biasa, tetapi persediaan pangan yang bergizi bagi penduduk dunia tidak pernah melebihi kebutuhan. Hal ini mendorong orang untuk memanfaatkan teknologi baru dalam program pemulian tanaman agar masalah pangan dan gizi yang timbul dapat diatasi. Bioteknologi adalah penerapan yang didasarkan kepada sistim kehidupan untuk mengembangkan proses dan produk komersial. Bioteknologi mencakup teknik DNA rekombinan, tranfer gen, manipulasi dan tranfer embrio, regenerasi tumbuhan, kultur sel, antibodi monoklonal dan rekayasa proses biologi. Dengan teknik ini, kita dapat memindahkan gagasan ke penerapan praktis. Misalnya kita telah berhasil mengubah secara genetis sifat tanaman budidaya tertentu untuk meningkatkan daya tahan terhadap hama dan penyakit tertentu. Bioteknologi mempunyai potensi untuk meningkatkan produksi tanaman budidaya, peternakan dan pegolahannya secara biologi. Bioteknologi menyediakan bagi para pakar suatu pendekatan baru untuk mengembangkan varietas – varietas baru dengan produksi yang lebih tinggi dan lebih bergizi, lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta terhadap keadaan yang merugikan, atau mengurangi kebutuhan terhadap pupuk dan bahan – bahan kimia lainnnya ( Nadya, 2008).
B. Transgenik Tanaman Tebu untuk Produksi Biofuel
Pergeseran dari penggunaan bahan makanan untuk ketahanan pangan (food security) ke ketersediaan energi (energy security) melalui biofuel membawa dunia memasuki fase menentukan. Apakah memberi "makanan" pada kendaraan dan pabrik jauh lebih bermakna daripada memberi makanan pada manusia.Fakta yang muncul saat ini, memang mengindikasikan timbangan kepentingan lebih menguntungkan pada tujuan pertama daripada tujuan kedua.
Pembuktiannya pun sederhana, yaitu tinggal melihat bagaimana harga produk-produk agrofuel (produk pertanian sebagai sumber biofuel) membumbung di pasaran internasional, hingga pengusaha lokal "ngiler" dan lebih memilih mengekspor daripada melepas ke pasar domestik untuk kepentingan perut rakyat.Menurut situs pasar Chicago per tanggal 29 Februari 2008, harga jagung untuk pengiriman dua bulan lagi (Mei) sudah mencapai 556,4 dolar AS per bushel. Sedangkan harga kacang kedelai untuk pengiriman pada bulan yang sama di pasar berjangka Chicago juga ikut-ikutan naik menjadi 1.536,50 dolar AS per bushel, dan harga minyak kedelai menjadi 68,820 dolar AS per pon.Padahal menurut situs yang sama, kenaikan harga komoditas jagung dunia saat ini dibanding tahun lalu sudah mencapai 32,3 persen, harga produk kedelai naik 42,0 persen dan harga produk minyak kedelai sebesar 39,4 persen.Belum lagi, produk agrofuel lainnya seperti tebu, yang menjadi produk andalan Brazil untuk memenuhi lebih dari 50 persen kebutuhan BBM domestik, semakin menjadi "produk mahal".Bagaimana dengan Indonesia? Sejauh ini, Indonesia sudah membanjiri produk kelapa sawit dan jagung ke pasar global untuk memenuhi kebutuhan energi dunia akan biofuel. Sebagai negara yang dikenal memiliki keunggulan alam tanah yang subur (Antara, 2007)
Peluang besar juga dimiliki produk tebu yang cocok ditanam di beberapa wilayah di Indonesia, demikian pula singkong, aren dan lain-lain.Momentum, di mana banyak negara di dunia membutuhkan energi dalam jumlah besar, dan semakin mahalnya bahan bakar fosil harus dimanfaatkan Indonesia dengan sebaik-baiknya.Tetapi, tentu saja tanpa mengorbankan ketahanan pangan sehingga rakyat kelaparan, dan tanpa mengorbankan lahan hutan sehingga tidak berdampak pada lingkungan dan perubahan iklim (climate change) (Antara, 2007)
Rekayasa genetika Pakar Biofuel asal Inggris, Richard Warburton, mengemukakan bahwa selain pemanfaatan lahan-lahan kritis, negara berkembang seperti Indonesia seharusnya dapat mengembangkan teknologi rekayasa genetika (Genetically Modified Technology) untuk menghasilkan tanaman-tanaman agrofuel."Ini adalah saat yang tepat untuk merangkul teknologi rekayasa genetika, kecuali jika nanti muncul teknologi yang lebih mampu meningkatkan produksi secara signifikan,".Diakuinya, memang banyak pihak yang menyangsikan teknologi tersebut karena rekayasa genetika masih menjadi hal yang kontroversial, terutama untuk menghasilkan bahan pangan bagi manusia, seperti yang terjadi di Eropa Barat."Para petani tradisional di sana sangat menentang karena bisa mematikan usaha mereka," ujarnya. Menurut dia, mereka yang masih menentang teknologi itu masih belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang masalah yang tengah berkembang di dunia, terutama tentang defisitnya bahan makanan akibat `demam biofuel.Pilihan pemanfaatan teknologi rekayasa genetika untuk menghasilkan agrofuel juga menjadi perhatian Uni Eropa (EU)
(Alexander, A. 1972)
Meskipun tanaman yang diperbanyak secara vegetatif (klon) umumnya mirip induknya, tetapi tidak berarti, bahwa semua klon secara genetik bersifat serupa. Klon yang berbeda secara nyata dari induknya dapat terjadi, dan dikenal sebagai varian somatik dan merupakan hasil perubahan genetik pada sel merismatik yang menghasilkan semua atau sebagian tumbuhan baru. Dalam hal-hal tertentu varian somatik dapat menjadi varietas baru yang penting, misalnya pada jeruk manis. Beberapa mekanisme genetik dapat menyebabkan terjadinya variasi somatik, antara lain : perubahan jumlah kromosom dalam inti, mutasi gen tunggal, seperti kloroplas dan mitokondria. Meskipun fusi protoplas tumbuhan diketahui jarang terjadi, namun Power dan kawan – kawan tahun 1970, berhasil merancang suatu metode untuk mengendalikan fusi yang dapat diulang, dan dengan demikian menemukan langkah awal untuk pembastaran somatik pada tumbuhan. Suspensi protoplas dalam 0,25 mol/l larutan natrium nitrat dapat menginduksi fusi yang cepat. Larutan 10,2% sukrosa, 5,5% natrium nitrat dan kalsium klorida dapat digunakan untuk menginduksi fusi protoplas Parthenocissus tricuspidata dengan protoplas Petunia hibrida (Gilbert, 2005).
Tahap berikutnya adalah membangkitkan bastar somatik dengan teknik fusi protoplasma yaitu dengan : (1) isolasi protoplasma, fusi, pembentukan kembali dinding sel, fusi inti untuk mendapatkan inti bastar sejati, pertumbuhan sel bastar dalam kultur, dan akhirnya pembentukan tumbuhan secara lengkap (Alexander, A. 1972)
Pada umumnya, fusi kloroplas tumbuhan mudah dicapai, meskipun tidak mudah untuk menumbuhkan sel bastar dengan memuaskan. Dari hal ini jelaslah bahwa protoplas bastar yang hanya sedikit terdapat dalam campuran sel perlu dipisahkan dan mendorong perkembangannya melalui prosedur seleksi. Sebagai contoh pembastaran somatik antara Petunia hybrida dengan Petunia parodii, yang prosedur seleksinya memanfaatkan adanya perbedaan kekuatan potensi pertumbuhan antara protoplas daun kedua jenis tumbuhan ini. Protoplas Petunia parodii paling tinggi hanya dapat membentuk kalus kecil yang terdiri dari lebih kurang lima puluh sel pada media, sedangkan protoplas Petunia hybrida terus menerus membentuk kalus. Sebaliknya dari kepekaannya terhadap aktinomisin D, Petunia hybrida lebih peka terhadap aktinomisin D dari protoplas Petunia parodi .Inti campuran (heterokarion) yang terjadi pada fusi dua protoplas yang tidak sama dapat berkembang menjadi sel bastar dengan fusi inti. Dengan cara ini semua organel dari kedua protoplas pembawa gen yang dapat mengadakan seleksi sendiri, digabung, sedangkan pada persilangan seksual biasa, satu inti yang membawa gen kromosomal (karyom) yang berasal dari masing – masing induk, tetapi bisanya gen yang diwariskan melalui plastida (plastidom) dan gen yang diwariskan melalui mitokondria (kondriom) hanya berasal dari induk betina. Dengan demikian, teknik fusi protoplasma memberikan kesempatan untuk menghasilkan kombinasi dua genom induk yang lengkap (Buchanan, 2006).
Berbagai metode telah dikembangkan dan digunakan untuk membuat tanaman transgenik, termasuk diantaranya penggunaan plasmid Ti dengan Agrobacterium tumefaciens. Metoda lain yang juga telah dikembangkan adalah metoda gen transfer menggunakan kloroplas, mikroinjeksi DNA, elektroforasi, penembakkan dengan mikroproyektil Agrobacterium tumefacien efektif digunakan sebagai sistim transfer gen tanaman dikotil, meskipun tidak semua tanaman dikotil menunjukkan respon yang sama terhadap sistim tranformasi ini. Kedelai misalnya termasuk spesies tanaman yang sulit direkayasa dengan Agrobacterium. Kekurangan yang mencolok dalam sistim ini adalah kesulitan dengan tanaman monokotil, terutama golongan serelia seperti : padi, jagung, gandum dan lain – lain yang tidak dapat ditransformasi dengan Agrobacterium.Teknik – teknik gen transfer berkembang dengan cepat dan terus disempurnakan. Dalam beberapa tahun terakhir, gen transfer pada tanaman sudah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di beberapa laboratorium di dunia. metoda yang efisien dalam mengklon gen, teknik transformasi, regenerasi tanaman, ketersediaan konstruksi – konstruksi gen baru, sistim vektor yang terus dikembangkan, promotor yang spesifik untuk organ tertentu untuk ekspresi gen adalah faktor – faktor yang berperan dalam memproduksi tanaman transgenic (Naik, 2001).
Pada awalnya, gen yang banyak dipakai dalam transfer tanaman adalah gen – gen reporter yang fungsinya lebih banyak untuk uji pengembangan teknik transfer itu sendiri, atau mempelajari kemampuan sekuens pengendali dalam mengendalikan ekspresi suatu gen di dalam sel tanaman. Kemudian terus dikembangkan transfer klon gen yang mengendalikan karakter – karakter yang mempunyai nilai ekonomis sejalan dengan tersedianya klon gen tersebut. Karakter – karakter tersebut diantaranya adalah gen untuk ketahanan terhadap serangga, gen untuk ketahanan terhadap penyakit virus dan bakteri, gen ketahanan terhadap herbisida, toleransi terhadap salinitas, kekeringan dan peningkatan kualitas nutrisi (Antara, 2007)
C. Penutup
Rekayasa genetika pada tanaman tumbuh lebih cepat dibandingkan dunia kedokteran. Alasan pertama karena tumbuhan mempunyai sifat totipotensi (setiap potongan organ tumbuhan dapat menjadi tumbuhan yang sempurna). Hal ini tidak dapat terjadi pada hewan, kita tidak dapat menumbuhkan seekor tikus dari potongan kepala atau ekornya. Alasan kedua karena petani merupakan potensi besar bagi varietas-varietas baru yang lebih unggul, sehingga mengundang para pebisnis untuk masuk ke area ini.
Pakar Biofuel asal Inggris, Richard Warburton, mengemukakan bahwa selain pemanfaatan lahan-lahan kritis, negara berkembang seperti Indonesia seharusnya dapat mengembangkan teknologi rekayasa genetika (Genetically Modified Technology) untuk menghasilkan tanaman-tanaman agrofuel (Dicky, 2006).
DAFTAR PUSTAKA


Alexander, A. 1972. Sugarcane Physiology: a Comprehensive Study of the Source to Sink System. Amsterdam, Elsevier Scientific Published. 752 hal.
Antara, 2007. Transgenik untuk produksi Biofuel. www.antaranews.com. Diakses 2 Oktober 2011
Buchanan B.B., W. Gruissem, R.L. Jones. 2006. Biochemistry and Molecular Biology of Plant. American Society of Plant Physiology. Rockville, Maryland. 1367 hlm.
Dicky, 2006. Saatnya Memanfaatkan Teknologi Transgenik untuk Produksi Biofuel. www.biodieselaustindo.com. Diakses 2 Oktober 2011.
Gilbert, R.A. M.Gallo-Meagher, J.C.Comstock, J.D. Miller, M. Jain, A. Abouzid. 2005. Agronomic evaluation of sugarcane lines transformation for resistance to sugarcane mozaic virus strain E. Crop Sci. 45:2060-2067.
Nadya, 2008. Peran Bioteknologi di Bidang Pertanian. www.Sweet blogs.com. Diakses 2 Oktober 2011.
Naik, G.R. 2001. Sugarcane Biotechnology. Science Publisher, Inc. Enfield (NH), USA; Plymouth, UK. 165 hal.

Senin, 10 Oktober 2011

Budidaya Kangkung

A. PENDAHULUAN
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika.
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
a) Divisio : Spermatophyta
b) Sub-divisio : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Famili : Convolvulaceae
e) Genus : Ipomoea
f) Species : Ipomoea reptans
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Dimas, 2009).

B. HASIL SURVEI BUDIDAYA KANGKUNG
Survai kebun kangkung ini dilaksanakan di kebun bapak citro suratno yang berlokasi di dilakukan di Jatisari Sapen Mojolaban Sukoharja.
1. Bahan tanam yang digunakan
Bahan yang digunakan untuk budidaya kangkung yang dilakukan oleh bapak Citro adalah biji kangkung darat karena lebih mudah saat dilakukan penanaman tinggla menungal dan memasukkan benih kangkung.
2. Perolehan Benih
Benih di peroleh dari pasar dengan harga Rp 15.000 per kantong mendapatkan biji 1/2 kg. Luas kebun yang di miliki oleh pak Citro 12m2 memerlukan 1,5 kg biji kangkung dengan setiap lubang tanam di beri lima biji dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm.
3. Persiapan lahan dan pengolahan lahan
Lahan seluas 12 m2 pertama di lakukan pengolahan tanah dengan di cangkul terlebih dahulu untuk menggemburkan tanah. Kemudian tanah di buat bedengan dengan lebar 1 m. dan di beri pupuk kandang per bedengan kira-kira 4 ember dengan berat 25 kg. setelah itu tanah di ratakan siap untuk di Tanami kangkung.
4. Penanaman
Dalam penanaman terlebih dahulu membuat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm dengan menggunakan tugal. Setelah itu benih kangkung di masukkan kedalam lubang tanam. Untuk perlubangnya 5 biji. Benih kemudian di timbu dengan tanah dan di siram agar benih dapat berkecambah.
5. Pemeliharaan
a. Pemupukan
Jenis pupuk, takaran frekuensi pemberian
pupuk yang digunakan hanya pupuk kandang dan pupuk urea. Pupuk kandang di berikan pada saat pengolahan tanah. Pupuk urea diberikan setelah tanaman berumur 10 Hst dan 3 hari setelah dilakukan panen. Dengan di letakkan di dekat tanaman kangkung. Takaran yang digunakan dalam pemupukan untuk pupuk kandang pak citro membutuhkan kira-kira 4 ember. Pupuk urea yang digunakan sekitar 15 gr /m2.
b. Pengairan dan waktu
Untuk budiaya kangkung darat itu sendiri tidak membutuhkan banyak air sehingga penyiraman dilakukan jika hujan tidak turun dan pada sore hari. Sedangkan kebunnya yang diamati lokasinya dekat dengan sawah sehingga jika memerlukan air tidak begitu repot untuk mencarinya. Tinggal membuat jalan air untuk dialirkan ke tanaman kangkung.
c. Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang sering mengganggu adalah balalang. Pengendalian yang dilakukan hanya secara mekanik yaitu menangkap belalang dan membunuhnya. Hasil serangan yang diakibatkan belalang membuat daun kangkung rusak. Jika terlalu parah pak Citro menggunakan pestisida Tapi dalam survai kali ini ada 2 kebun berbeda yang dimiliki pak citro. Satu yang baru ditanami dan yang satu lagi sudah lama di tanami. Untuk yang baru di tanami hama dan penyakit yang menyerang masih sedikit sehingga pengendalian yang dilakukan secara mekanis. Sedangkan yang telah lama di tanami banyak hama yang menyerang sehingga pak citro berencana pengganti dengan tanaman baru.
d. Penjarangan
Tidak dilakukan penjarangan karena dalam penanaman telah diatur jumlah tanaman yang akan di tanam per lubang tanam. Tindakan yang dilakukan hanya mencabut tanaman yang mati atau tidak tumbuh baik. Dan melakukan penyiangan gulma karena untuk kangkung darat sendiri memiliki daun yang lebar, sehingga jika gulma tidak di siangi produktivitas tanaman akan berkurang
6. Panen
a. Kriteria panen
Panen dilakukan ketika tanaman telah berumur 30 hari setelah tanam. Ditandai dengan ukuran daun pada tanaman kangkung sudah cukup luas tetapi masih muda , selain itu ukuran batang cukup besar. Dan yang paling penting warna daun terlihat hijau tua. Tinggi tanaman kira-kira 25-30cm.
b. Cara panen
Biasanya panen dilakukan dengan cara memetik atau memotong. Pemotongan dilakukan pada bagian pangkal tanaman sekitar 5-10 cm diatas permukaan tanah. Biasanya masih tersisa daun 1 atau 2 lembar. Bagian bawah daun tersebut diharapkan dapat memunculkan tunas baru yang akan akan di panen di kemudian hari lagi.
c. Interval dan frekuensi
Pemanenan yang dilakukan dapat dilakukan berkali-kali dalam sekali tanam. Biasanya pada pucuk tanaman yang dipetik, tanaman dapat tumbuh lagi. Sehingga dapat di panen lagi sekitar 10-14 hari kemudian. Maksimal pemanenan dilakukan 10 kali. Hal ini dikarenakan semakin lama kualitas panen yang dilakukan semakin menurun. Setelah itu tanaman dig anti dengan tanaman baru.
d. Hasil perluasan
dari luas kebun yang ditanami kangkung pak citro mendapatkan sekitar 40 ikat untuk luas 4 m2. Biasanya 1 ikat kangkung tersebut sebanyak 1 genggam tangan. Untuk 1 ikat sendiri pak citro mematok harga 800 rupiah
e. Pengelolaan pasca panen
Pak citro tidak melakukan tindakan pengelolaan yang khusus. Hanya beberapan tindakan saja misalnya, mengumpulkan kangkung yang telah dipanen, membagi dan mengikatnya (tiap ikat satu genggam batang kangkung) untuk dipasarkan
f. Pemasaran
hasil kangkung tersebut hanya dijual atau di pasarkan di warung sekitar rumah. Jika banyak di bawa ke pasar
7. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya produksi karena areal yang sempit sehingga hasilnya sedikit. Kurangnya pengetahuan terhadap konsep budidaya kangkung yang tepat. Harga tanaman kangkung yang murah di tingkat pasar.

8. Cara mengatasi
Memanfaatkan lahan yang ada se effisien mungkin. Mencoba bertanya dan mencari informasi untuk budidaya kangkung yang tepat. Jika di tingkat pasar harganya murah maka di jual sendiri langsung ke konsumen.

C. BUDIDAYA KANGKUNG SECARA TEORI
Syarat Pertumbuhan
Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
Media Tanam
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.
Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.
Tekhnis Budidaya Yang Dilakukan Petani
a. Bahan Tanam Yang digunakan.
D. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
a. Pembibitan
Persyaratan Bibit Kangkung Darat
Dalam pemilihan bibit harus disesuaikan dengan lahan (air atau darat). Karena kalau kangkung darat ditanam di lahan untuk kangkung air produksinya kurang baik, warna daun menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk.
Bibit kangkung sebaiknya berasal dari kangkung muda, berukuran 20 -30 cm. Pemilihan bibit harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar dan bagus. Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di tanah. Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang kering serta berkualitas baik.
Penyiapan Benih
a) Benih kangkung yang akan ditanam adalah stek muda, berukuran 20-30 cm, dengan jarak tanam 1,5 x 15 cm.
b) Untuk benih dari biji kangkung diambil dari tanaman yang tua.
c) Benih yang diperlukan untuk seluas 10 m2 atau 2 bedengan ± 300 gram, jika tiap lubang diisi 2-3 butir biji.
Teknik Penyemaian Benih
Biji dengan ukuran diameter 3 mm, disebar dalam baris-baris berjarak 15 cm dengan jarak kira-kira 5 cm antara masing-masing biji. Kultivar yang berbiji dapat tahan tanah lembab dan tumbuh baik dalam musim hujan.
Pemeliharaan Pembenihan/Penyemaian
Agar diperoleh hasil panen yang baik, dalam pemeliharaan pembenihan kangkung diperlukan penyiraman teratur dan kerap pada cuaca kering.
b. Pengolahan Media Tanam
Persiapan
Kangkung air membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air. Bertanam kangkung memerlukan tanah yang diberi pupuk kompos, kemudian dibuatkan petak-petak/bedengan seperti tanaman sayuran lain. Tentang panjang bedengan, tergantung kondisi lahan. Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di atas bedengan dengan jarak 20 x 20 cm.
Pembukaan Lahan
Tiga minggu sebelum melakukan penanaman kangkung, sebaiknya tanah diolah terlebih dahulu. Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 10 ton per hektar, diberi air dengan ketinggian 5 cm, dibiarkan tergenang air dan diberi urea 1 kuintal per hektar
Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan dengan ukuran lebar 0,8-1,2 m, panjang 3-5 m, dalam ± 15-20 cm dan jarak antar bedeng 50 cm dengan membuat selokan. Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung keadaan lahan yang tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan kegiatan lain. Ada pula yang membuat bedengan dengan ukuran panjang kali lebar: 2×1 m dengan kedalaman drainase 30×30 cm.

c. Pemupukan
Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk kandang, yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan bedengan). Selain itu juga diberikan pupuk urea, seminggu setelah tanam, kemudian 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea dicampur dengan air kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan ember penyiram.
Pada waktu melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4 sampai 5 hari. Kemudian diairi kembali. Pupuk yang diperlukan adalah sebagai berikut: 10-20 ton/ha rabuk organik dan 100-250 kg/ha urea, diberikan selama 2 minggu pertama, dengan cara disiramkan.
Lain-lain
Agar tanaman kangkung dapat berproduksi secara memuaskan, perlu dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman kacang tanah, kacang hijau, kacang buncis, kecipir atau ketimun.
d. TEKNIK PENANAMAN
Penentuan Pola Tanam
Penentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanami. Apabila bedengan dibuat dengan ukuran 2×1 m, maka bila jarak tanamnya ditentukan 20×20 cm, maka dalam satu bedengan terdapat sebanyak 50 lubang atau 50 rumpun kangkung (Iman, 2010).
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang berjarak 20×20 cm, sedalam ± 5 cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah lubangnya (tergantung ukuran bedengan).
Cara Penanaman
Penanaman kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 sampai 18.00. Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering sehingga benih cepat berkecambah.


e. PEMELIHARAAN TANAMAN
Penjarangan dan Penyulaman
Bila tanaman kangkung terlalu lebat/sangat berdesakan dalam satu rumpun maka diperlukan penjarangan. Apabila tanaman banyak yang mati, maka segera dilakukan penyulaman (diganti dengan bibit yang baru yang telah disiapkan).
Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman pengganggu). Penyiangan dilakukan setiap 2 minggu.
Pembubunan
Pembumbunan dilakukan untuk mendekatkan unsur hara bagi tanaman kangkung sehingga dapat mempermudah akar tanaman untuk mentransfernya. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu.
Perempalan
Bagi tanaman kangkung sebagai penghasil daun dan batang, perempalan tidak dibutuhkan, sebab perempalan adalah penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna, yang akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea. Pupuk urea diberikan hanya sekali dengan cara dilarutkan dalam air lalu disiram pada tanaman kangkung. Perlu diperhatikan agar pada waktu menebar pupuk jangan sampai ada butir pupuk yang tersangkut atau menempel pada daun, sebab akan menyebabkan daun menjadi layu. Gunakan sapu lidi setiap selesai menabur pupuk.
Pengairan dan Penyiraman
Selama tidak ada hujan, perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman gunanya untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (jam 07.00) dan sore (jam 17.00). Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram. Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
Waktu Penyemprotan Pestisida
Tanaman kangkung darat yang terkena ulat berwarna putih yang berada pada helai daun sebelah bawah sehingga menyebabkan warna daun menjadi kuning. Untuk penanggulangannya disemprotkan Baysudin dengan dosis 2 cc per liter air, yang disemprotkan sore hari. Untuk memberantas ulat daun yang sering menyerang tanaman kangkung, digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada tanaman. Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.
Pemeliharaan Lain
Agar pertumbuhan subur, sebaiknya seminggu setelah atau sebelum panen, tanaman dipupuk urea kembali.
f. HAMA DAN PENYAKIT
Hama
Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain: belalang dan ulat daun. Pengendalian: untuk mencegah terjadi over populasi, semprotkan Sevin atau sejenisnya. Untuk memberantas ulat daun ini digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada tanaman. Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari. Kemudian diairi kembali.
Penyakit
Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan. Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae). Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45 atau Benlate, tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah. Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.

g. PANEN
Ciri dan Umur Panen
Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke 12. Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm. Ada pula yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.
Cara Panen
Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat. Cara memanen, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku tua. Panen dilakukan pada sore hari. Panenan dilakukan dengan cara memotong kangkung yang siap panen dengan ciri batang besar dan berdaun lebar. Dengan menggunakan alat pemotong. Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya sampai akar, kemudian dicuci dalam air. Panen kangkung darat dilakukan pada umur 27 hari. Selama panen, lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair (lembab).
Periode Panen
Panen dilakukan 2-3 minggu sekali. Setiap kali habis panen, biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jika sudah terlihat berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus menjadi biji yang kira-kira memakan waktu 40 hari sampai dapat dikeringkan.
Prakiraan Produksi
Pertanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2.
h. PASCAPANEN
Pengumpulan
Kangkung yang baru dipanen dikumpulkan dan kemudian disatukan sebanyak 15-20 batang kangkung dalam satu ikatan.
Penyimpanan
Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu, kangkung yang telah diikat celupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan menggunakan anjang-anjang (Karyaman, 2009).



























DAFTAR PUSTAKA

Dimas, 2009. Budidaya Kangkung. http://dimasadityaperdana. blogspot. com/ 2009/06/ budidaya- kangkung. html.Diakses Pada tanggal 1 April 2011.
Iman, 2010. Budidaya kangkung. http//Kangkung\Ini budidaya KANGKUNG kang… _ imam's space.htm. Diakses pada tanggal 1 April 2011.
Karyaman, 2009. Tekhnis Budidaya Kangkung. http:// karyamandiriprw. wordpress.com/ 2009/ 06/30/budidaya-kangkung/. Diakses Pada tanggal 1 April 2011.