Selamat datang di blok pertanian semoga bermanfaat buat petani...

Salam Pertanian
Petani Sejahtera Bangsa Berjaya

Selasa, 26 April 2011

Membuat Tanaman Anggrek Tetap Berbunga Indah dan Peran Bioteknologi untuk Anggrek

A. Pendahuluan
Latar Belakang
Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu sukutumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembab.
Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau "berdaging": tebal dengan kandungan air yang tinggi. Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Namun demikian, anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena perakarannya tidak intensif. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.
Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya.
Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air.
Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.
Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan( Andry, 2008).

B. PEMBUDIDAYAAN ANGGREK
Anggrek sebagaimana halnya tanaman lainnya tidak akan menjadikan suatu tanaman yang sulit dipelihara/dirawat. Permasalahan sering kali timbul karena kita tidak mengenal anggrek dengan baik. Sama halnya kita dalam memelihara tanaman/hewan peliharaan lainnya, bila akan merawat anggrek maka kita harus menyenangi dan mengenal lebih dekat lagi . Tanaman anggrek akan dapat tumbuh dengan baik bilamana persyaratan kondisi lingkungan telah terpenuhi dengan baik, seperti halnya anggrek tumbuh baik di alamnya. Dengan mengenali persyaratan hidup anggrek, maka kita dapat merawat anggrek dengan baik (Deptan, 2008).


Perhatikan anggrek merpati/vanda tricolour, dapat tumbuh subur di batang/ranting pohon asem dipinggir jalan, dan berhasil melewati keadaan kering dimusim kemarau (tidak ada yang menyiram air, cukup air hujan dimusim penghujan) dan keadaan basah di musim penghujan (tidak mati terserang jamur/fungi). Nah belajar dari sana kita bisa pula memperlajari semua jenis anggrek yang kita miliki satu demi satu dengan baik. Contoh anggrek disebelah ini dapat tumbuh sehat walaupun di tiangg beton sekalipun (tanpa media tanam lho). Satu kata kunci yang penting adalah keadaan lingkungan seimbang yang diinginkan, atau dengan kata lain anggrek tidak menyukai keadaan ekstrim. Contoh ekstrim basah, terlalu sering disiram, atau air tergenang dalam media tidak dapat mengalir dengan baik, atau aliran udara tidak dapat mengurangi kelembaban yang ada, maka tanaman anggrek akan mudah terserang penyakit jamur. Demikian pula kalau terlalu kurang air (kekeringan) maka tanaman anggrek akan dehidrasi, dan cenderung menghambat pertumbuhan selanjutnya.
Demikian dengan dosis baik pupuk, hormon, vitamin, isektisida, fungisida dsb, tanaman anggrek dialamnya mendapatkannya secara alami atau dengan dosis yang rendah sekali (encer), jadi cenderung tidak pernah terjadi over dosis. Nah hal ini pulang yang sering terjadi pada anggrek perliharaan kita, seperti bila ingin menyiram anggrek (baik pupuk, insektisida, fungisida) sesuai dengan instruksi beberapa gram dalam 1 liter, ketika kita menghadapi permasalahan tidak tepatnya ukuran yang kita gunakan, ada sisa dalam spayer (semprotan) maka kita cenderung menghabiskannya dengan menyemprotkan berulang ditanaman yang sama.
Apalagi bila tanaman kita sedang terserang penyakit, maka keinginan kita untuk segera sembuh (bibit penyakit mati dan tanaman anggrek segar kembali) maka kecenderungan kita melakukan diluar dosis yang seharusnya. Kata penting disini adalah “mencegah lebih baik daripada mengobati”, artinya dengan menjaga kebersihan kebun, kelembaban, siang matahari, aliran udara kita dapat mencegah bibit penyakit menghinggapi tanaman kita. Mulailah dengan yang kecil dan sederhana, mungkin kita belum punya banyak koleksi anggrek, sehingga kita mendapatkan situasi/kondisi kebun yang baik untuk tumbuh anggrek kita.
Berikut ini ad acara merawat anggrek :
1. Lokasi, suhu dan kelembaban: Anggrek akan tumbuh dengan baik di dataran tinggi (di dataran rendah juga bisa hidup, tetapi harus memenuhi ketentuan yang tepat), suhu berkisar 15 – 35 derajat Celcius (suhu optimum 21 derajat Celcius) dengan sirkulasi udara yang baik. Kelembaban udara berkisar 65 – 70 %.
2. Cahaya matahari: Tanaman anggrek pantang kena sinar matahari langsung, tetapi masih toleran terhadap sinar matahari pagi (antara jam 7 – 9 pagi). Anggrek yang kurang dapat cahaya matahari tumbuh kurus, berdaun sempit dan panjang, sebaliknya jika kelebihan sinar matahari daun akan menguning seperti terbakar. Anggrek akan tumbuh dengan baik jika digantung di bawah kerimbunan pohon.
3. Penyiraman: Tidak ada patokan tepat untuk menyiram anggrek. Cara praktis untuk mengetahui apakah tanaman sudah perlu disiram dengan memantau kondisi media tanamnya. Penyiraman sebaiknya dengan sprayer dan air yang digunakan bebas kaporit dan senyawa kimia lainnya. Anggrek muda lebih membutuhkan banyak air, penyiraman sebaiknya 1 hari 1 kali. Untuk anggrek yang lebih besar, 2 hari sekali cukup memadai. Terlalu banyak air akan membuat anggrek mudah diserang jamur yang menyebabkan daun dan akar membusuk. Bunga anggrek sebaiknya jangan terkena air karena akan cepat rontok.
4. Pemupukan: Anggrek perlu dipupuk untuk membuatnya rajin berbunga. Tips untuk memilih pupuk yang tepat adalah pilih pupuk cair (pupuk daun), unsur makro NPK harus disesuaikan dengan usia tanaman (anggrek muda memerlukan unsur N lebih banyak, sedangkan anggrek siap berbunga memerlukan unsur P lebih banyak). Pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan dosis 1/2 sdt untuk 1 liter air. Semprotkan larutan pupuk dengan sprayer pada bagian daun dan akar. Pemupukan bisa dilakukan lebih sering dengan mengurangi dosis.
5. Media tanam: Media tanam yang baik adalah yang tidak cepat lapuk, memudahkan akar menempel, berongga (porous) untuk sirkulasi udara, dapat menyimpan zat hara, serta tidak mudah menjadi sumber penyakit. Macam media adalah pakis, moss, sabut kelapa, arang kayu, pecahan batu bata atau genteng.
6. Pot: Untuk pot bisa dipilih pot tanah atau plastik. Pot tanah bisa menyimpan air, sedangkan pot plastik tidak. Aggrek juga bagus ditanam di blok pakis dan digantung di bawah pohon. Secara berkala sebaiknya dilakukan repotting, misalnya 6 bulan sekali untuk memberi ruang lebih pada akar anggrek.
C. JENIS DAN MANFAAT PUPUK
Pupuk Nitrogen (N) berpengaruh meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tetapi bila diberikan secara berlebihan, tanamanmudah terserang penyakit dan pembentukan bunga menjadi terhambat.
Pupuk Phospor (P) berpengaruh untuk merangsang pembungaan. Kekurangan unsur P menyebabkan pertumbuhan
tanaman terhambat.
Pupuk Kalium (K) merangsang pertumbuhan akar dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Kekurangan unsure K menyebabkan terhambatnya proses fotosintesa dan jumlah tangkai bunga menurun.
PEMBERIAN PUPUK
Pemberian pupuk pada tanaman anggrek Dendrobium disesuaikan dengan tahap pertumbuhan tanaman yaitu:
1. Dendrobium bibit (Seedling) membutuhkan pupuk dengan perbandingan N:P:K sebanyak 60:30:30.
2. Dendrobium ukuran sedang tumbuh membutuhkan pupuk dengan perbandingan
3. N:P:K sebanyak 30:30:30.
4. Dendrobium yang sedang berbunga membutuhkan pupuk dengan perbandingan N:P:K sebanyak 10:60:10.
5. Dosis untuk pupuk daun yang berbentuk kristal adalah 1 gram/liter dan dosis untuk pupuk berbentuk cairan adalah 2
6. cc ? 3 cc dilarutkan dalam 1 liter air.
7. Pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan menyemprotkan ke seluruh bagian tanaman.
8. Sebaiknya tidak menyiramkan pupuk ke media karena tidak efisien, hanya ujung akar yang memanfaatkanya.
9. Waktu penyemprotan sebaiknya pada pagi atau sore hari.
Jika cuaca mau hujan tunda pemupukan karena pupuk yang diberikan akan tercuci sebelum diserap tanaman.(Anggrekayah, 2008)
HASIL KAJIAN
Pupuk yang dikaji terdiri dari:
a) 30 gr NPK + 5 cc Metalik/10 lt,
b) 5 gr Dekastar + 5 cc Metalik/10 lt,
c) 40 cc Herbasri/10 lt.
Bibit anggrek yang digunakan berasal dari kultur jaringan dengan ukuran bibit 10 cm yang ditanam pada pot tanahberdiameter 15 cm.Pot diisi dengan pecahan batu bata sampai 1/3 bagian tinggi pot.Selanjutnya anggrek ditanam pada bagian tengah pot yang telah berisi media.Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman telah berumur 1 minggu dengan cara disemprot melalui daun dandiulang tiap minggu.Pemeliharaan tanaman dilakukan secara rutin terutama penyiraman. Pengendalian terhadap ulat daun digunakanDithane 0,2%.Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk NPK ditambah unsur mikro Metalik cenderung memberikanpertumbuhan yang terbaik diikuti oleh penggunaan pupuk Dekastar + Metalik dan penggunaan pupuk Herbasri (Aaragron, 2009).

D. PERAN BIOTEKNOLOGI UNTUK TANAMAN ANGGREK
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian bagian tanaman seperti sel, jaringan atau organ serta menumbuhkannya secara aseptis (suci hama) di dalam atau diatas suatu medium budidaya sehingga bagian bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap kembali. Prinsip kultur jaringan terdapat pada teori sel yang dikemukakan dua ahli biologi dari jerman, MJ schleiden dan schwan . Secara implicit teori tersebut menyatakan bahwa sel tumbuhan bersifat autonom dan mempunyai totipotensi. Sel bersifat autonom artinya dapat mengatur rumah tangganya sendiri, disini yang dimaksud adalah dapat melakukan metabolism, tumbuh dan berkambang secara independen jika diisolasi dari jaringan induknya. Totipotensi diartikan sebagai kemampuan dari sel tumbuhan (baik sel somatik/vegetatif maupun sel gametik) untuk beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap kembali.
Salah satu pembeda sel tumbuhan dengan sel hewan adalah adanya dinding sel pada sel tumbuhan. Dinding sel tumbuhan selain berfungsi memberi bentuk pada sel juga sebagai barier mekanik yang mengisolasi sel sel dengan lingkungan luarnya. Pada kenyataannya sel satu dengan lainnya yangmenyusun jaringan, meskipun secara fisik dibatasi oleh membrane plasma dan dinding sel, tidak terisolasi dan masih dapat berhubungan lewat pasmodesmata(symplast). Implikasi dari kenyataan tersebut adalah adanya kontinuitas sitoplasmatik, atau dengan kata lain informasi genetic yang terdapat dan berawal dari zygot tentulah tersebar ke seluruh tersebar ke seluruh sel sel penyusun tubuh tumbuhan. Sel tumbuhan dengan demikian haruslah mengandung seluruh informasi yang diperlukan untuk tumbuhan berkembang dan berkembang biak, sel demikian disebut totipoten.
Istilah ekplan digunakan untuk menyebutkan bagian kecil dari tanaman (sel, jaringan atau organ) yang digunakan untuk memulai suatu kultur. Eksplan yang digunakan didalam kultur jaringan harus yang masih muda (promordia), sel selnya masih bersifat meristematis dan sudah mengalami proses deferensasi. Sel sel mesofil dan stomata pada daun, kambium, korteks dan lain sebagainya adalah bentuk bentuk sel yang sudah mengalami deferensiasi. Pada primordial daun misalnya, sel sel yang sudah mengalami deferensiasi tersebut hanya perlu membelah satu atau dua kali saja kemudian berhenti (dorman, berada di G1 dari interfase pada siklus sel pada waktu yang lama) selanjutnya akan membentang. Pembelahan sel selnya juga sudah di program untuk menghasilkan sel yang sama misalnya, sel sel mesofil hanya akan membelah dan menghasilkan sel mesofil juga.
Dengan cara mengisolasi dari tanaman induknya dan menumbuhkan di dalam atau diatas media kultur, sel sel pada eksplan yang tadinya dorman, dihadapkan pada kondisi stres. Kondisi ini akan mengubah pola metabolisme, sel akan memulai siklusnya yang baru ,selanjutnya akan tumbuh dan berkembang di dalam kultur. Respon yang terlihat pertamakali yaitu terbentuknya jaringan penutup luka, sel selnya terus membelah, jika pembelahannya tidak terkendali akan membentuk massa sel yang tidak terorganisir atau disebut dengan kalus. Pembelahan sel sel yang tidak terkendali disebabkan karena sel sel tumbuhan, yang secara normal bersifat autotrof dikondisikan menjadi hiterotrof dengan cara memberikan nutrisi yang cukup kompleks di dalam media kultur. Sel sel kalus ini berbeda dengan sel sel eksplannya, sel sel menjadi tidak terdeferensiasi, proses ini disebut dedeferensiasi (kembali ke keadaan tidak terdeferensiasi).
Pada proses dedeferensiasi sel sel pada eksplan, yang tadinya dalam keadaan dorman, diinduksi untuk kembali aktif melakukan pembelahan. Induksi dedeferensiasi dapat dilakukan dengan menambahkan zat pengatur tumbuh dari kelompok auksin ke dalam media kultur, auksin sintetik yang umum digunakan adalah 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) dengan konsentrasi maksimum 2 mg/l. Sel sel akan terus membelah selama dipelihara dalam medium induksi. Zat zat pengatur tumbuh diatas diketahui berfungsi sebagai mutagenic agent . Sel sel yang terlalu lama dipelihara di dalam medium induksi akan mengalami mutasi , tetapi tidak kehilangan sifat totipotensinya.
Laju pertumbuhan sel, jaringan dan organ tanaman di dalam kultur akan menurun setelah periode waktu tertentu, umumnya segera terlihat dengan adanya gejala kematian sel atau nekrosis pada eksplan. Hal ini disebabkan karena menyusutnya kadar nutrient medium dan terbentuknya senyawa senyawa racun yang dilepaskan oleh eksplan di sekitar medium. Untuk itu harus segera dilakukan sub kultur yaitu pemindahan sel sel , jaringan atau organ ke dalam medium baru. Tujuan dilakukannnya sub kultur adalah untuk mempertahankan laju pertumbuhan sel sel tetap konstan dan untuk defereniasi kalus. Medium yang digunakan dapat sama atau berbeda dengan medium semula.
Perkembangan selanjutnya adalah terjadinya metamorfogenesis yaitu proses terbentuknya organ organ baru (de novo) yang kemudian akan tumbuh menjadi tanaman utuh. Tanaman regenaras yang dihasilkan dengan kultur jaringan disebut dengan platelet, pembentukan platelet terjadi dengan dua proses yang berbeda:
• Organogenesis yaitu deferensiasi meristem unipolar, memnghasilkan ujung tunas (shoot tip) yang akan menjadi tunas(caulogenesis) atau ujung akar(root tip) yang akan menjadi akar(rhizogenesis). Pada proses organogenesis diperlukan 2 tahap induksi, masing masing menggunakan medium dengan zat pengatur tumbuh yang berbeda. Tahap pertama biasanya adalah induksi pembentukan tunas,proses caulogenesis diinduksi dengan mengunakan zat pengatur tumbuh dari golongan sitokinin ke dalam media kultur. Tahap yang kedua adalah induksi pembentukan akar, proses rhizogenesis ini dikerjakan dengan menambahkan zat pengatur tumbuh golongan auksin
• Embriogenesis somatic merupakan suatu proses deferensiasi meristem bipolar yang berupa bakal tunas dan akar, dua meristem diperlukan untuk pertumbuhan tanaman utuh. Embrio yang terbentuk selanjutnya akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh. Pertumbuhan dan perkembangan embrionya berlangsung secara bertahap melalui proses yang identik dengan proses embryogenesis zygotik, pada tanaman dikotil, yaitu dengan terbentuknya struktur bipolar melalui tahapan bulat (globular), jantung (heart stage), torpedo, dan akhirnya berkecambah menjadi plantet
Morfogenesis in vitro dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung terjadi tanpa melalui tahapan kalus terlebih dahulu. Sel sel diinduksi langsung memnjadi embriogenik, hal ini dapat dikerjakan dengan menanam eksplam pada medium dengan kombinasi zat pengatur tumbuh dari kelompok auksin dan sitokinin secara simultan. Penemuan terbaru menunjukkan bahwa perlakuan heat shock pada daun chicorium hybrid 474, dapat menginduksi sel sel daun menjadi embriogenik. Padas el gametik (mikrospora)induksi menjadi embriogenik dilalkukan dengan memberikan stress. Stres dapat diberikan secara fisik dengan pemberian cold shock atau dengan heat shock, dapat juga dilakukan dengan khemis yaitu dengan mengkulturkan pada medium starvation(medium minimal yang hanya terdiri dari garam garam makro dan mannitol)atau dengan memberikan stress osmotic. Sel sel yang sudah terinduksi menjadi embriogenik adalah identik dengan zygot, sehingga dapat melanjutkan perubahannya menjadi embrio dan selanjutnya menjadi tanaman utuh.
Morfogenesis secara tidak langsung umumnya mengalami tahapan kalus terlebih dahulu. Kalus yang lunak jika di transfer ke dalam medium cair akan membentuk suspense sel yang aktif tumbuh. Kultur sel adalah kultur dengan menggunakan sel sebagai eksplan, eksplan berasal dari sel sel yang sudah mengalami dedeferensiasi(kalus). Kalus yang digunakan sebagai eksplan pada kultur sel disebut sebagai inokulum. Kultur seldipelihara di dalam medium cair yang diinkubasi dengan atau tanpa penggojokan. Jika proses dedeferensiasinya benar,maka gen genyang bertanggung jawab terhadap totipotensi akan berfungsi,pembelahan sel selnya menjadi terkendali, membentuk sel sel yang terorganisir(embryo).
Embrio yang terbentuk adalah dari sel sel somatik atau gametik dan bukan dari zygot, embrio demikian disebut sebagai embrio adventip prosesnya disebut embryogenesis somatic. Embrio selanjutnya akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh melalui proses yang identik dengan proses embryogenesis zygotik. Teknik kultur jaringan yang semula ditujukan untuk penelitian dasar di bidang biologi, terutama pembuktian totipotensi sel, sekarang berkembang sedemikian pesatnya sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan keperluan yang lain terutama agrobisnis dan farmasi.
Dalam bidang agrobisnis aplikasi yang nyata dari teknik kultur jaringan tumbuhan adalah dapat menekan biaya produksi karena dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dalam waktu relative singkat, tidak memerlukan lahan yang terlalu luas, tidak tergantung pada iklim, bebas hama dan penyakit sehingga dapat di transport kemana saja, melewati batas batas Negara, tanpa melalui proses karantina. Yang lebih penting lagi, karena merupakan perbanyakan vegetative, maka keturunannya akan sama dengan induknya. Survey yang dilaksanakan di negeri belanda menunjukkan, laboratorium mikropropagasi komersial pada tahun 1988 telah menghasilkan tanaman yang diperbanyak secara klonal sebanyak 65 juta sedangkan di Indonesia telah sangat membantu program hutan tanaman industry,pohon yang berhasil dikembangkan dengan metode ini antaralain jati dengan kemampuan multiplikasi 5-6 platelet atau dalam kurun waktu satu tahun dari satu eksplan dapat diperoleh sekitar 15 juta anakan(Nurheti, 2009).

E. Penutup
Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Jakarta, baiksebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot.Salah satu jenis bunga yang banyak dikembangkan di Jakarta adalah anggrek Dendrobium. Selain tingkat kebutuhankonsumen akan bunga anggrek Dendrobium cenderung meningkat, harganya pun cukup tinggi.
Dalam membudidayakan tanaman anggrek Dendrobium, media yang digunakan tidak cukup menyediakan unsur- Unsure yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, sehingga perlu diberi pupuk, baik organik maupun anorganik. AnggrekDendrobium merupakan tanaman epifit, sehingga penyerapan hara melalui akar sangat sedikit karena itu penyerapanhara dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pupuk melalui daun.Selama ini pupuk majemuk yang digunakan petani adalah: Hyponex, Gaviota, Cristalon, dan lain-lain, sementara hargapupuk tersebut akhir-akhir ini meningkat. BPTP Jakarta telah melakukan pengkajan beberapa jenis pupuk pada tanamananggrek Dendrobium sebagai salah satu upaya mendapatkan pupuk pengganti (alternatif) yang efektif dan efisien.



























DAFTAR PUSTAKA

Andry, 2008. Tips Merawat Anggrek. http/ andryanggrek.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 Maret 2011
Anggrekayah, 2008. Anggrek Cara Mudah Perawatan. www.anggrekayah.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 Maret 2011
Aragorn, 2009. Budidaya Anggrek. www. Aragron tani Anggrek. Blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 Maret 2011.
Deptan, 2008. Budidaya Tanaman Anggrek. http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/. Diakses Pada tanggal 4 Maret 2011
Nurheti, 2009. Bioteknologi Anggrek Dengan Kultur Jaringan. www. Kultrur jaringan skala rumah tangga. Blogspot. Com Diakses pada tanggal 4 Maret 2011.

2 komentar:

Apa yang membuat petani untuk menggunkan pestisida untuk mengendalikan hama.