Selamat datang di blok pertanian semoga bermanfaat buat petani...

Salam Pertanian
Petani Sejahtera Bangsa Berjaya

Senin, 21 Juni 2010

Kelapa Sawit

Tanaman tahunan contohnya Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri perkebunan penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel), serta minyak goreng yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Karet penghasil latek, kakao penghasil coklat. Sekarang ini banyak di kembangkan menjadi salah satu bahan untuk industri. Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan. Indonesia adalah salah satu penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya perkebunannya adalah di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat penting.
Kelapa sawit, karet dan kakao berkembang biak dengan cara generatif. Biji yang matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula). Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Sedangkan kakao sebagai bahan baku pembuatan ban dan alat-alat lain.
Kelapa sawit, karet dan kakao mempunyai prospek yang cukup cerah di Indonesia. Semakin meningkatnya kebutukan akan CPO, latek dan coklat menambah peluang untuk mengembangkan tanaman tahunan. Hasil perkebunan selain digunakan sebagai bahan mentah industri pangan juga digunakan sebagai bahan mentah industri non pangan. Perkebunan lebih sering ditawarkan sebagai solusi pembangunan dan kesejahteraan rakyat.
Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan guna mendapatkan hasil yang maksimum antara melakukan pemangkasan, penyianangan gulma , pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), sedangkan pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM), kebutuhan pupuk berkisar antara 400 - 1000 kg N, P, K, Mg, Bo per Ha/tahun, lakukan pemupukan 2 kali dalam satu tahun; pada awal dan akhir musim penghujan dengan cara menyebar merata di sekitar piringan tanaman yang sudah dibuat.
Pupuk merupakan salah satu faktor penentu yang sangat mempengaruhi produksi tanaman, karena pupuk merupakan sumber nutrisi bagi tanaman, mengingat keterbatasan tanah dalam memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman budidaya. Dalam melakukan pemupukan seharusnya kita selalu berpedoman pada prinsip 4 T dalam pemupukan, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu.
Disamping itu dengan pemupukan yang tepat maka pupuk yang diberikan lebih efisien / tidak mubazir dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan demikian akan menghemat biaya pemupukan dan lebih efektif. Hanya saja saat ini jenis pupuk yang beredar di pasaran lebih bersifat umum, belum mengarah kepada pupuk yang spesifik, baik spesifik tanaman maupun spesifik lokasi, sehingga petani masih menghitung lagi pupuk apa yang harus di tambahkan atau dikurangi karena pada daerah satu dengan daerah lain memiliki kebutuhan pupuk yang berbeda untuk tanaman kelapa sawit.
Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara, bisa menyebabkan pertumbuhan pohon tidak stabil atau pertumbuhan tanaman yang tidak normal. Defisiensi tersebut dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik. Gejala visual tersebut yang dipakai untuk identifikasi defisiensi unsur hara. Gejala defisiensi bersifat relatif, seringkali defisiensi salah satu atau beberapa unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Buah terdiri dari tiga lapisan:
• Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
• Mesoskarp, serabut buah
• Endoskarp, cangkang pelindung inti. Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi (Yuniastuti, et al. 2001).
Lamanya proses pembentukan buah (dari saat penyerbukan sampai matang), tergantung pada keadaan iklim dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Selama buah kelapa sawit masih muda yaitu sampai berumur 4,5–5 bulan, lelapa sawit berwarna ungu. Setelah itu kulit buah (exocarp) berangsur berubah dari ungu menjadi merah kekuningan. Pada saat ini terjadilah pembentukan minyak yang intensif pada daging buah (mesocarp) dan butir-butir minyak tersebut mengandung zat warna karotin yang berwarna jingga. Satu tandan buah telah siap dipanen apabila beberapa buah dari tandan tersebut telah terlepas dan jatuh ke tanah (Anonima, 2010).
Tanah tropis kekurangan unsur hara N, P dan K sehingga ketiga unsur hara tersebut harus ditambah melalui pemupukan anorganik yang terdiri dari 1.3 kg N, 0.2 kg P, dan 1.8 kg K untuk setiap tanaman selama satu tahun. Kekurangan unsur N, P, K dan Mg menghambat pertumbuhan kelapa sawit sehingga tanaman menjadi kerdil (Anonimb, 2010).
Nitrogen berperan dalam penyusunan protein, klorofil dan berperanan terhadap fotosintesa . Kekurangan Nitrogen menyebabkan daun berwarna kuning pucat dan menghambat pertumbuhan. Kelebihan Nitrogen menyebabkan daun lemah dan rentan terhadap penyakit/hama, kekahatan Boron, White Stripe dan berkurangnya buah jadi. Penyebab defisiensi Nitrogen adalah terhambatnya mineralisasi Nitrogen, aplikasi bahan organik dengan C/N tinggi, gulma, akar tidak berkembang, pemupukan Nitrogen tidak efektif. Upaya untuk mengatasi kekurangan unsur ini adalah aplikasi secara merata di piringan,Tambah Urea pada tanaman kelapa sawit, aplikasi Nitrogen pada kondisi tanah lembab, kendalikan gulma (Andrean, 2009).
Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan guna mendapatkan hasil yang maksimum antara lain melakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru yang seumur dengan tanaman yang mati, cadangan bibit untuk penyulaman terus dipelihara sampai dengan umur tahun dan selalu dipindahkan ke kantong plastik yang lebih besar, penyiangan gulma dilakukan 1 bulan sekali, lakukan perawatan dan perbaikan parit drainage, pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), sedangkan pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM), kebutuhan pupuk berkisar antara 400 - 1000 kg N, P, K, Mg, Bo per Ha/tahun, lakukan pemupukan 2 kali dalam satu tahun; pada awal dan akhir musim penghujan dengan cara menyebar merata di sekitar piringan tanaman (Karp, 1999).
Pemupukan merupakan salah satu tindakan perawatan tanaman yang sangat penting artinya. Tujuan pemupukan adalah menambah ketersediaan unsure hara di dalam tanah agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk tunggal atau pupuk majemuk, terutama yang mengandung N, P, K, Mg, dan B. Beberapa jenis pupuk yang dapat digunakan antara lain urea, TSP, KCl, Kieserite, dan Borax (Ginting, 1997).
Manfaat dilakukannya pemupukan antara lain: menyuburkan tanah (dalam waktu minimal 3 bulan), menyehatkan tanaman (dalam waktu minimal 1 bulan) dan meningkatkan penyerapan unsure hara dan mengoptimalkan metabolisme tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman akan baik dan tidak mudah stress, mempercepat pertumbuhan tunas baru dengan kualitas daun lebih panjang, lebih lebar, dan warna daun lebih hijau mingkilap, mengurangi kerontokan bunga & buah sehingga produksi meningkat, dan meningkatkan kualitas, kuantitas serta rendemen kadar minyak CPO( Anonim, 2010).
Bilangan pelepah yang dihasilkan meningkat sehingga 30 hingga 40 ketika berumur tiga hingga empat tahun dan kemudiannya menurun sehingga 18 hingga 25 pelepah. Pelepah sawit meliputi lai daun, dengan setiap satunya mengandungi lamina, racis tengah, petiol dan kelopak pelepah. Setiap pelepah mempunyai lebih kurang 100 pasang lai daun. Lai daun berukuran 55 sentimeter hingga 65 sentimeter dan menguncup, dengan lebarnya antara 2.5 sentimeter hingga 4 sentimeter. Ada dua jenis bentuk kedudukan lai daun dalam Elaeis oleifera. Pelepah sawit tersusun dalam bentuk pusaran, dengan setiap lapan pelepah membentuk satu pusaran (Birowo, 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang membuat petani untuk menggunkan pestisida untuk mengendalikan hama.